Makalah Pembelajaran Melalui Media Televisi atau Video
Link : Makalah Pembelajaran Melalui Media Televisi atau Video | Download
Pembelajaran Melalui Media Televisi
atau Video
A. Konsep
Media Pembelajaran
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut Media Pembelajaran.
B. Pengertian
dan Fungsi Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah
penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. Televisi sebagai sarana penghubung yang
dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton
atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan,
berita, hiburan, dan lain-lain.
Fungsi televisi sebagai berikut:
1.
Media informasi dan
penerangan
2.
Media pendidikan dan
hiburan
3.
Media untuk memperkuat
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4.
Media pertahanan dan
keamanan
C. Karakteristik
Media Televisi
Media video
dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media
televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada
pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai
karakteristik yang sama, yaitu:
- Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
- Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
- Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
- Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
D. Konsep
TV Pendidikan
Televisi pendidikan adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia yang khusus
ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan sebagai media
pendidikan pembelajaran masyarakat. Media televisi tidak hanya mengajarkan
tingkah laku dan juga tindakan sebagai stimulus membangkikan tingkah laku untuk
dipelajari dari sumber-sumber lain. Ini menunjukkan bahwa media televisi
memiliki kekuatan yang ampuh (powerfull) bagi permirsanya, termasuk untuk
keperluan pendidikan.
E. Media
Video Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995:1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan
gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada
pesawat televisi. Dalam kamus bahasa indonesia video adalah teknologi
pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Menurut Smaldino (2008: 374) mengartikannya
dengan “the storage of visuals and their display on television-type screen”
(penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi).
Video merupakan sarana yang
paling tepat dan sangat akurat dalam menyampaikan pesan dalam bentuk
audio-visual (Canning-Wilson, 1998). video akan sangat membantu pemahaman
peserta didik. Peserta didik lebih suka menggunakan video untuk
mempelajari bahasa melalui penayangan film atau hiburan di dalam kelas
(Canning-Wilson, 2000). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup
(bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya
melibatkan teknologi.
F. Pembuatan
Garis Besar Isi Media Siaran
Skenario pada hakekatnya merupakan naskah lengkap. Suatu naskah lengkap
meliputi: shooting script, story board, script breakdown, shooting schedule. a.
Shooting Script: naskah video/film dimana dituliskan uraian lengkap setiap
adegan (shot), babak (scene), jenis musik, efek suara (sound effects) hubungan
antara gambar dan suara, sudut pengambilan kamera, jenis shot, lokasi/ruang,
property, sumber visual dan pemain.
Secara garis besar format penulisan shooting script terdiri dari 2 kolom
yaitu kolom sebelah kiri (visual) dan kanan (sound). Kolom sebelah kiri
dimaksudkan untuk menuangkan ide yang berupa visual/gambar seperti sumber
visual, pemain, sudut pengambilan kamera, lokasi, property, sedangkan kolom
sebelah kanan untuk menuangkan ide yang berupa suara seperti musik, efek suara
dan narasi baik uraian maupun dialog. b. Story board yaitu deretan gambar atau
sketsa dari shooting script untuk melukiskan adegan-adegan utama dari suatu
ceritera film/ program video yang akan diproduksi. Gambar atau sketsa tersebut
biasanya dibuat pada kartu ukuran 8 x 12 cm dan ditempel pada planning board.
Tujuan pembuatan story board diantaranya untuk melihat apakah kontinuitas alur
ceritera sudah baik, kesesuaian dengan alur ceritera, ketepatan moment
pengambilan gambar. c. Script breakdown merupakan bagian dari shooting script
dimana setiap adegan dikelompokkan berdasarkan lokasi, kostum, pemain/aktor,
properti, dan peralatan shooting yang diperlukan. d. Shooting schedule atau
jadwal shooting berisi pengaturan waktu shooting/pengambilan gambar dari
masing-masing adegan.
G. Penulisan
Naskah Media Televisi/ Video
1. Langkah
penulisan sebuah program video biasanya terdiri dari serangkaian kegiatan yaitu
Merumuskan ide, Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program video dan
televisi dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya (true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali
sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis sebuah script video dan televisi. Misalnya,
novel, cerita nyata, dan lain-lain. Film JFK
merupakan contoh film yang digali dari peristiwa terbunuhnya salah seorang
presiden termuda di Amerika Serikat. Oliver
Stone, penulis sekaligus sutradara menggunakan banyak sumber informasi
untuk membuat film tersebut sehingga dapat bertutur secara objektif.
2. Riset,
Riset sangat diperlukan setelah Anda telah menemukan sebuah ide yang akan
dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya
mempelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang
akan ditulis. Sumber informasi dapat
berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau narasumber yang
dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan
ditulis
3. Penulisan
outline, Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, anda dapat
membuat kerangka atau outline dari
informasi yang akan Anda tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya
berisi garis besar informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.
4. Penulisan
sinopsis, Menulis naskah harus didasarkan pada rencana yang telah dibuat yang
meliputi outline, synopsis dan treatment. Seorang penulis harus memiliki
kreatifitas dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah. Treatment
yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang diperlukan untuk
menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi deskripsi yang
jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan property yang akan direkam ke
dalam program video. Treatment juga menggambarkan tentang sistematika
atau sequence program video atau televisi yang akan diproduksi
5. Penulisan
treatment, Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau deskripsi singkat
mengenai program yang akan Anda tulis. Sinopsis dan outline akan membantu memfokuskan perhatian Anda pada pengembangan
ide yang telah Anda pilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga
dapat memberi gambaran tentang isi program video atau televis yang akan kita
buat
6. Penulisan
naskah, Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang
dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tapi
sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat
substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi
program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis
harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
7. Review
naskah, Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat
kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus
ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content expert) dan
ahli media (media specialist).
8. Finalisasi
naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan kepada produser dan
sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil revisi terhadap
masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan ahli media.
H. Media
TV/ Video sebagai Sarana Pendidikan Luar Sekolah
Menurut
Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam
jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada
umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan
program. Pesan yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi emosi
yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media
lain.
Siaran
pendidikan melalui televisi bagaimanapun tetap menarik bagi anak-anak dan dapat
membantu anak-anak belajar yang lebih baik. Hal ini karena televisi mampu
menyajikan bahan yang bergerak dinamis sehingga merangsang perhatian anak-anak.
Dengan demikian anak-anak lebih tertarik dan mudah mencernakannya.
Belajar
melalui televisi mempunyai keuntungan ganda. Pertama, dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dirancang,
dan kedua, mampu meningkatkan daya
apresiasi anak-anak. Ruang kelas, yang menggunakan televisi sebagai media
pendidikan, biasanya menampung sejumlah 40-50 oarang murid. Pada jumlah murid
sebanyak itu masih mungkin mengamati acara televisi dengan baik. Ini berarti
bahwa proses belajar mengajar tidak terganggu. Apabila anak-anak belajar
melalui televisi, mereka tidak hanya mengamati acaranya dengan tenang,
melainkan mereka juga memperhatikan perubahan-perubahan gambar yang terjadi.
Demikian pula merkeka memperhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar